JANGAN ASAL LIKE DAN SHARE...TERNYATA ITU CUMA MODUSSS..!!!
Jakarta - (16/3/2017) Kamu pasti sudah sering melihat postingan di Facebook yang memperlihatkan foto-foto orang-orang yang tengah terluka, atau foto orang-orang yang meninggal dalam kondisi mengenaskan, orang yang memiliki kekurangan fisik, dan sebagainya. Di akhir postingan tersebut biasanya sang pemilik Facebook “mengemis” untuk di “like” atau dikomentari dengan kata “amin”.
Bahkan ada yang sedikit bernada ancaman dengan mengatakan,”Yang bilang amin akan masuk surga, yang tidak peduli dengan tidak memberikan like akan mendapatkan musibah.” Alhasil, foto tersebut pun mendapatkan ribuan “like” dan juga “amin”.
Apakah kamu termasuk orang yang memberikan “like” tanpa memikirkan apa keuntungannya buat si yang punya Facebook?
Sebelum memberikan “like” atau komentar dalam postingan serupa lagi, maka sebaiknya kamu mendengar cerita dari seorang netizen bernama Didik Nugroho berikut ini. Dalam cerita yang kini tengah viral di Facebook dijelaskan bahwa Didik telah berhasil menjebak admin Facebook yang doyan men- share postingan-postingan minta di like.
“Si Didik ini berpura-pura hendak membeli akun Facebook tersebut seharga Rp15 juta. Ia kemudian menscreenshot percakapan mereka, dan membagikannya ke medsos agar netizen lebih waspada dan nggak sembarang ngasih jempol lagi,” tulis sebuah postingan yang kini tengah viral di Facebook.
Dijelaskan Didik bahwa komentar yang ada di dalam Facebook tersebut memang tidaklah penting karena yang lebih penting dari itu semua adalah jumlah “like” yang ada dalam satu foto karena jumlah tersebutlah yang akan menentukan berapa banyak uang yang akan didapat oleh si pemilik Facebook. Biasanya setiap 100.000 “like” yang di dapat oleh satu postingan akan dihargai sekitar Rp2 juta.
Jadi bisa kamu bayangkan berapa harga satu akun Facebook jika setiap postingannya memiliki lebih dari 100.000 “like”. Nantinya akun Facebok tersebut bisa dijual, nah, postingan yang sudah mendapatkan banyak “like” itu biasanya akan diganti dengan foto-foto barang dagangan alias produk iklan, sehingga seolah-olah produk tersebut terlihat disukai oleh banyak orang. Mulai sekarang sebaiknya jangan sembarangan kasih “like”. (Sumber : m.bintang.com).
Komentar
Posting Komentar