Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

RATU SHIMA, HO LING DAN JAWA

Gambar
Pada zaman dulu, hiduplah seorang ratu yang memerintah negerinya dengan tegas. Dia diingat dengan nama Ratu Sima. Saking tegasnya, barang yang tergeletak di jalan tak kan ada yang berani mengambilnya.  Penasaran dengan ketegasan sang ratu, Raja Da-zi mengirimkan sebuah tas yang berisi uang. Tas itu diletakkan di perbatasan negara sang ratu. Meski melihat tas itu, orang-orang hanya melewatinya. Tak ada yang berani menyentuhnya. Tas itu tetap di sana hingga tiga tahun lamanya. Suatu hari, putra mahkota tanpa sengaja menyentuh tas itu. Ratu Sima pun marah besar sampai ingin membunuh putranya itu. Namun, dia keburu dicegah para menterinya. “Kesalahanmu terletak di kakimu, karena itu sudah memadai jika kakimu dipotong,” kata sang ratu. Para menteri kembali menghalanginya. Akhirnya, Ratu Sima memotong ibu jari kaki sang pangeran. Dengan sikapnya, dia ingin memberi contoh kepada rakyatnya. Raja Da-zi pun takut dan tak berani menyerang negara sang ratu. Penguasa Kerajaan Ho-ling

DIPONEGORO, PERJUANGAN MENGEMBALIKAN TATANAN BUDAYA DAN PERADABAN

Gambar
DIPONEGORO diperkenalkan ibundanya, Raden Ayu Mangkorowati, kepada Sultan Mangkubumi. Saat itu raja sepuh itu meramalkan cucunya –Raden Mas Surojo, ayah Diponegoro, yang kelak menjadi Sultan Yogya bergelar Hamengkubuwono III– akan mendatangkan kehancuran lebih hebat buat Belanda ketimbang dirinya selama Perang Giyanti (1746-1755). Ramalan itu tak berdiri sendiri. Kepada Mangkorowati, Mangkubumi juga menyampaikan ramalan Sultan Agung. Menurut Sultan Agung, setelah wafatnya, Belanda memerintah Jawa selama 300 tahun dan meski seorang di antara keturunan raja Mataram akan bangkit melawan, akhirnya ia akan dikalahkan. “Tampaknya hampir pasti bahwa Diponegoro menganggap dirinyalah yang dimaksud oleh (Sultan) Agung sebagai keturunan itu,” tulis Peter Carey. Berbagai penampakan yang terjadi pada dirinya selama ziarah ke pantai selatan memberi wawasan bagaimana dia memahami kedudukannya dalam takdir kerohanian Jawa. Nyatanya, Perang Jawa meletus pada 1825. Perang bermula dari pematokan

BABAD DIPONEGORO, WARISAN INGATAN DUNIA UNESCO

Gambar
PADA 21 Juni lalu, Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) menetapkan Babad Diponegoro sebagai Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World). Babad Diponegoro merupakan naskah klasik yang dibuat ketika Pangeran Diponegoro diasingkan di Manado, Sulawesi Utara, pada 1832-1833. Babad ini bercerita mengenai kisah hidup Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo. Menurut P. Swantoro, isi dari Babad Diponegoro dibagi menjadi beberapa bagian kisah. “Sepertiga bagian dari Babad Diponegoro menceritakan sejarah Jawa dari jatuhnya Majapahit (1527) sampai Perjanjian Giyanti (1755). Duapertiga lainnya memaparkan keadaaan Kesultanan Yogyakarta dan riwayat hidup Pangeran Diponegoro sendiri dari saat kelahirannya pada 1785 sampai ia diasingkan ke Manado pada 1830,” tulis P. Swantoro dalam Dari Buku ke Buku: Sambung Menyambung Menjadi Satu. Kisah perjalanan hidupnya itu dituangkan dalam tembang Macapat di mana Pangeran Diponegoro menampilkan di

SABDO PALON NAGIH JANJI : KEMBALINYA KEJAYAAN NUSANTARA

Gambar
Telah  menjadi pengetahuan umum warga Nusantara tentang mitologi Sabdo Palon Naya Genggong. Keduanya adalah pendeta penasehat sekaligus punakawan Kerajaan Majapahit. Diyakini bahwa mereka bukan tokoh sembarangan. Dalam upaya menelisik misteri siapa sejatinya Sabdo Palon, saya mengawali dengan mengkaji Serat Darmagandhul dan ramalan Sabdo Palon. Di sini tidak akan dipersoalkan siapa yang membuat karya-karya tersebut untuk tidak menimbulkan banyak perdebatan. Karena penjelasan secara akal penalaran amatlah rumit, namun dengan pendekatan spiritual dapatlah ditarik benang merahnya yang akan membawa kepada satu titik terang. Dan akhirnyapun dapat dirunut secara logika historis. Menarik memang di dalam mencari jawab tentang siapakah Sabdo Palon ? Karena kata ”Sabdo Palon Noyo Genggong” sebagai penasehat spiritual Prabu Brawijaya V ( memerintah tahun 1453 – 1478 ) tidak hanya dapat ditemui di dalam Serat Darmagandhul saja, namun di dalam bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo ( 1135 – 115

ASAL USUL AMERIKA DISEBUT NEGERI PAMAN SAM

Gambar
BANYAK orang percaya Paman Sam benar-benar pernah ada. Dia tokoh sungguhan yang hidup awal abad ke-19. “Paman Sam benar-benar pernah ada. Namanya Samuel Wilson dan dia merupakan seorang pengawas daging di sebuah perusahaan yang menyuplai daging untuk ransum tentara selama Perang 1812,” tulis Bill Lawrence dalam  Fascinating Facts From American History . Samuel Wilson diyakini lahir di Menotomy (kini Arlington), Massachussett, pada 13 September 1766. Dia pernah jadi tukang batu sebelum akhirnya bekerja sebagai pengawas di perusahaan milik pamannya, Elbert Anderson, pengusaha daging yang memasok ransum militer AS dalam Perang 1812. Saat itu AS, yang mendeklarasikan perang pada 18 Juni 1812, mencoba merebut Kanada dari tangan Inggris. Kisah Paman Sam bermula dari pengecapan logo pada drum-drum berisi daging ransum tentara. Logo yang terpampang adalah US –ada yang menyebut “EA-US”, EA merujuk nama Elbert Anderson sementara US singkatan United State. Suatu hari, salah seorang ser

WILLEM DAENDELS, BAPAK INFRASTRUKTUR HINDIA BELANDA

Gambar
Jalan Anyer-Panarukan membentang dari ujung barat sampai ujung timur Jawa. Memakan ribuan korban, namun menjadi jalur penting hingga sekarang. HERMAN Willem Daendels menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda selama tiga tahun (1808-1811). Dalam waktu relatif singat itu, dengan tangan besinya berhasil membangun di berbagai bidang, baik untuk kepentingan ekonomi maupun pertahanan karena ditugaskan mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Namun, pembangunan monumental dan melekat padanya adalah Jalan Anyer-Panarukan atau Jalan Raya Pos yang panjangnya mencapai seribu kilometer. Kendati menyebut proyek Jalan Anyer-Panarukan sebagai genosida karena menelan ribuan korban, sastrawan Pramoedya Ananta Toer mengakui, dibandingkan pada masanya jalan itu sama dengan jalan Amsterdam–Paris. Pembangunannya yang hanya setahun (1808-1809) satu rekor dunia pada masanya. “Sejak dapat dipergunakan pada 1809 telah menjadi infrastruktur penting, dan untuk selamanya,” tulis Pram dalam Jalan Ray

GUNUNG API PURBA MENGANTI, WARISAN GEOWISATA BERUSIA 35 JUTA TAHUN

Gambar
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang berada di jalur 'Ring of Fire' atau  cincin api . Ini tak lepas dari aktivitas tiga Lempeng Eurasia, Hindia-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pulau Jawa muncul dari aktivitas tumbukan lempeng Hindia-Australia yang bergerak relatif ke utara dengan lempeng Eurasia yang relatif diam. Hal ini menyebabkan terbentuknya jalur gunung api ( volcanic belt ), baik yang masih aktif maupun  gunung api purba . Aktivitas vulkanik yang sudah terjadi sejak ratusan juta tahun lampau terbukti dengan ditemukannya banyak gunung api yang tersebar luas, baik di daratan maupun laut. Umurnya beragam, mulai ribuan hingga jutaan tahun lampau. Salah satunya di Kebumen, Jawa Tengah. Di selatan Kebumen, Dome Karangbolong, Kebumen banyak dijumpai batuan gunung api purba yang masuk dalam Formasi Gabon (Tomg) dan dike Andesite (Tma). Beberapa di antaranya tak diketahui umur dan muasal kantong magmanya. Ahli Geologi Universitas Jenderal Soedirman, F

CAROK TANPA CELURIT (Madura-nya Mahfud MD)

Gambar
Publik terkejut ketika Profesor Mahfud MD bicara blak-blakan di program ILC, TV One, Selasa (14/8) malam. Banyak yang menyayangkan, tapi tak kurang banyaknya yang mendukung. Sekjen DPP Partai Nasdem Johnny G Plate mengakui, apa yang dikatakan Mahfud benar adanya. “Tapi yang benar, tidak semua harus dikatakan,” katanya. Bagi yang kenal kultur Madura, apa yang dilakukan Mahfud sebenarnya tidak terlalu mengagetkan. Bahkan sebenarnya malah kurang mengagetkan. Peneliti dari Universitas Jember A Latief Wiyata menyebut karakter Madura itu apa adanya. Ekspresif, spontan, dan terbuka. Tiga sifat itu termanifestasikan dalam setiap merespon sikap orang lain kepadanya. Bila perlakuannya menyenangkan, mereka akan spontan mengucapkan terima kasih. Sebaliknya bila diperlakukan secara tidak adil, harga dirinya dipermalukan, reaksinya akan sangat keras pula. Etnis Madura sangat menjunjung tinggi harga diri dan martabatnya. Barangkali bisa disamakan dengan kultur  Siri’ Na Pacce  pada kult